Bismillah.
Di bagian awal risalah Ushul Tsalatsah atau Tsalatsatul Ushul, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah mengatakan, “Ketahuilah -semoga Allah merahmatimu-…”
Menebarkan Kasih Sayang
Doa beliau ini mengandung faidah bahwasanya ilmu ditegakkan dengan landasan kelembutan dan rasa kasih sayang kepada segenap penimba ilmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang-orang yang penyayang maka mereka itu akan disayangi oleh ar-Rahman.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan sahih). Para ulama menyatakan bahwa ilmu dibangun di atas sifat rahmat/kasih sayang. Buahnya adalah tersebarnya rahmat di dunia dan tujuan akhirnya adalah rahmat di akhirat. Perkataan beliau ‘Ketahuilah -semoga Allah merahmatimu-..’ menunjukkan bahwa pengajaran ilmu itu dibangun di atas jalinan kasih sayang (lihat Syarh Tsalatsatil Ushul oleh Syaikh alu Syaikh hafizhahullah, hal. 12-13)
Makna doa beliau itu adalah ‘semoga Allah mengampuni dosa-dosamu yang telah berlalu dan semoga Allah berikan taufik kepadamu dan menjagamu dari terjerumus di dalam dosa-dosa di masa depan’. Apa yang dilakukan oleh penulis ini menunjukkan betapa besar perhatian dan kasih sayang beliau kepada orang yang membaca risalah ini. Dan hal itu juga mencerminkan ketulusan niat beliau dalam menghendaki kebaikan untuk pembaca risalahnya (lihat Syarh Tsalatsatil Ushul oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah, hal. 19)
Doa ‘semoga Allah merahmatimu’ merupakan doa kepada Allah agar menjaga seorang insan dari kebodohan dan dosa-dosa. Sumber segala keburukan adalah kebodohan kemudian dosa-dosa. Kebodohan itulah yang membangkitkan berbagai macam dosa. Oleh sebab itu para Sahabat mengatakan bahwa setiap orang yang mengerjakan dosa/maksiat maka pada hakikatnya dia adalah jahil/bodoh. Sehingga doa ‘semoga Allah merahmatimu’ mengandung permohonan kepada Allah agar menjagamu dari kebodohan dan dosa-dosa yang timbul karenanya. Maka barangsiapa yang diberi rahmat oleh Allah niscaya dia akan mendapatkan kebahagiaan (lihat al-Mahshul min Syarh Tsalatsatil Ushul oleh Syaikh Abdullah al-Ghunaiman, hal. 12)
Syaikh Ibrahim bin ‘Amir ar-Ruhaili hafizhahullah menjelaskan, bahwasanya di dalam doa yang dipanjatkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tersebut terkandung faidah yaitu kedalaman fikih/ilmu beliau. Dimana beliau memadukan antara ta’lim dengan doa. Ini merupakan salah satu metode ulama salaf dalam berdakwah. Dikisahkan, bahwasanya dahulu di masa Umar bin Khaththab radhiyallahu’anhu ada seorang pelaku maksiat yang telah diberi nasihat akan tetapi tidak kunjung berhenti/bertaubat. Perkara itu pun sampai ke telinga Umar. Kemudian Umar pun menulis surat untuknya yang berisi nasihat dan doa baginya. Maka tidaklah orang itu membacanya kecuali dia bertaubat dari perbuatannya. Ini merupakan bukti bahwasanya doa memiliki peran penting dalam pendidikan. Dan hal ini juga menunjukkan bahwasanya salah satu sebab utama keberhasilan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah ialah karena beliau memadukan antara tawakal -dalam bentuk berdoa kepada Allah- dengan berusaha yaitu berupa ta’lim atau mengajarkan ilmu dengan memaparkan masalah-masalah agama yang disertai dengan dalil sehingga hal itu menjadi semakin jelas dan gamblang (lihat Transkrip hal. 6)
Hal ini juga memberikan faidah kepada kita bahwa sesungguhnya dakwah tauhid dan sunnah alias dakwah salafiyah adalah dakwah yang menebarkan rahmat bagi umat manusia. Sebab mereka mengajak kepada tauhid yang murni; yang ini merupakan sebab utama keselamatan hamba. Bahkan, dakwah tauhid inilah misi yang diemban oleh segenap nabi dan rasul ‘alaihimus salam.
—–